Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meluncurkan program "Sparkling Surabaya" sebagai upaya mempromosikan tempat-tempat wisata di Surabaya dan sekaligus meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan.
"Dengan diluncurkannya 'Sparkling Surabaya', kami berharap Surabaya bisa menjadi tempat jujugan dan kunjungan bagi wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disparbud) Kota surabaya Wiwiek Widayati saat peluncuran "Sparkling Surabaya" di Taman Surya Balai Kota Surabaya, Rabu.
Peluncuran tersebut juga ditandai dengan aksi penempelan stiker "Sparkling Surabaya" pada 20 bus milik Perum Damri jurusan Juanda-Purabaya dan Juanda-Perak.
Menurut Wiwiek, peluncuran program "Sparkling Surabaya merupakan salah satu kegiatan pencitraan agar Kota Pahlawan makin dikenal dunia pariwisatanya. "Surabaya memang tidak dikenal dengan wisata alam seperti yang dimiliki kabupaten/kota lain. Tetapi pemkot ingin menciptakan wisata lain yang tak kalah menarik," ujarnya.
Adapun wisata yang dimaksud di antaranya adalah wisata belanja, religi, budaya dan kuliner. Untuk wisata belanja, Surabaya merupakan pusatnya di Jawa Timur karena memiliki banyak mal dan pertokoan yang super-lengkap. Sedangkan di wisata religi, Surabaya memiliki masjid dan makam Sunan Ampel.
"Begitu juga wisata kuliner, Surabaya telah dikenal memiliki banyak pilihan makanan," ujarnya.
Untuk menunjang pencitraan itu, lanjut dia, nantinya kita akan menggelar serangkaian even atau kegiatan sepanjang tahun 2011 yang diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan.
Even tersebut misalnya gebyar wisata Kali Mas di bulan Maret nanti, Simpang Festival (April), pasar malam Tjap Toenjoengan dan parade budaya, pawai bunga (Mei), festival rujak uleg, festival perahu layar (Juni), festival laying-layang hias, karapan sapi (Juli) serta festival bulan pernama (September).
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengakui Surabaya tidak memiliki wisata alam yang cukup bisa diandalkan. Namun ia meyakini Surabaya tetap bisa menjadi kota tujuan wisata.
"Saya berharap di Surabaya ada 'green map' tentang kawasan yang punya nilai sejarah. Ini bisa dijadikan tempat jujugan wisata,” ungkap Risma.
Ia juga menelurkan ide agar ada kesepakatan antara pemkot dengan para pelaku perdagangan. Intinya ada kerja sama tentang tempat-tempat perdagangan yang memiliki spesifikasi tertentu yang bisa dijadikan tempat wisata baru. "Itu bisa dijual," cetus mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.